Kajian Isu #3

Obat Sirup Membuat Gagal Ginjal pada Anak?

Etilen glikol dan dietilen glikol adalah zat kimia yang memiliki efek toksik atau beracun jika mengkonsumsi melebihi batas. keracunan zat kimia tersebut dapat mengakibatkan gangguan pencernaan hingga gagal ginjal. Pakar farmasi Universitas Airlangga (Unair) Prof Junaidi Khotib menjelaskan, etilen glikol dan dietilen glikol merupakan senyawa yang strukturnya sangat sederhana namun memiliki tingkat toksisitas yang sangat tinggi. Karena itu menurut Junaidi seperti dilansir laman unair.ac.id, penggunaan senyawa ini telah diatur dalam European Food Safety Agency (EFSA) maupun Food and Drug Administration (FDA) dan telah dimasukkan dalam daftar toxic substances. “Senyawa ini sebenarnya tidak diperbolehkan, baik dalam obat maupun makanan. Tetapi senyawa ini umumnya masih ada sebagai impurities atau cemaran dari bahan tambahan dalam produksi obat sirup,” jelas Junaidi Khotib yang juga dekan Fakultas Farmasi Unair itu.

 

Kasus tebaru

Kemenkes mencatat setidaknya ada 206 kasus gagal ginjal misterius yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia, 99 diantaranya meninggal dunia. mayoritas pasien yang dirawat di RSCM meninggal dunia, dengan angka kematian di RSCM mencapai 65%.Upaya preventif orang terdekat seperti apoteker. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah merilis daftar obat sirup yang ditemukan terdapat kandungan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang melebihi ambang batas. Penemuan tersebut berasal dari pengujian sampling yang dilakukan terhadap 36 bets dari 26 obat sirup yang dijual bebas di pasaran.Sebagai informasi, EG dan DEG merupakan senyawa kimia yang digunakan sebagai zat pelarut pada obat sirup yang dicurigai menjadi penyebab gagal ginjal akut.Namun demikian, menurut BPOM dalam Penjelasan BPOM RI yang diterima redaksi GridHEALTH (20/10/2022), hasil uji cemaran EG tersebut belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut.Alasannya, selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca COVID-19.

 

 

Apa itu gagal ginjal?

Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) merupakan suatu kondisi terjadinya penurunan fungsi ginjal ditandai dengan meningkatnya konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan kadar BUN) dan penurunan urine output (OU). Penyakit yang mendasari AKI sangat beragam dan berbeda antar kelompok usia anak-anak. Pada kelompok balita penyebab AKI di komunitas adalah gangguan hemodinamik misal akibat diare dengan dehidrasi, syok pada infeksi dengue, dan kelainan kongenital ginjal dan saluran kemih yang berat. Sedangkan pada anak lebih besar sampai remaja, AKI komunitas lebih banyak disebabkan oleh penyakit ginjal seperti glomerulonefritis akut.

 

Obat apa saja yang mengandung etilen glikol yang dilarang WHO?

Pada kasus baru ini terjadinya keracunan obat ditandai dengan cedera ginjal akut, gangguan neurologis, dan kematian pada anak-anak. Berdasarkan penelusuran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), terdapat beberapa produk sirup yang menjadi penyebab gagal ginjal karena mengandung bahan pelarut etilen glikol dan dietilen glikol. Sirup tersebut yaitu Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Namun, obat tersebut tidak terdaftar di Indonesia. Di Indonesia sendiri sudah dilakukan sampling dan pengujian terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan tanggal 29 oktober 2022. Terdapat beberapa produk obat yang menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman. Diantaranya ada termorex sirup, Flurin DMP sirup, Unibebi Cough Sirup, Unibebi demam sirup, dan Unibebi demam drops. Pemastian produk penyebab terjadinya gagal ginjal terus berlanjut dilakukan. Seluruh masyarakat indonesia umumnya ibu yang memiliki anak usia 1 – 5 tahun diminta waspada dalam penggunaan obat yang mengandung pelarut dietilen glikol.

Apa pengaruh kedua bahan tersebut ke gagal ginjal pada anak?

Dietilen glikol dan etilen glikol  ketika masuk ke tubuh akan mengalami oksidasi oleh enzim sehingga menjadi glikol aldehid lalu menjadi asam glikol oksalat dan kemudian membentuk lagi menjadi asam oksalat. Asam oksalat inilah yang memicu membentuk batu ginjal, asam oksalat jika sudah mengkristal akan berbentuk seperti jarum tajam,  Jika ke ginjal akan jadi batu ginjal. Lalu kristalnya tajam akan mencederai ginjal, Jika kondisi ini terjadi pada anak-anak yang notabene memiliki ukuran ginjal lebih kecil, dampak yang ditimbulkan akan parah. Tidak hanya memapar di ginjal, efeknya juga bisa lari ke jantung dan juga bisa memicu kematian yang cepat.

Daftar obat yang mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glikol

Berdasarkan hasil sampling yang telah dilakukan oleh BPOM hingga Rabu (19/10/2022), terdapat lima produk obat yang ditemukan terdapat cemaran EG yang melebihi ambang batas.

Di antaranya adalah produk-produk berikut ini.

  1. Termorex Sirup (obat demam), kemasan dus, dan botol plastik @60 ml yang diproduksi oleh PT Konimex.
  2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), kemasan dus, dan botol plastik @60 ml yang diproduksi PT Yarindo Farmatama.
  3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu) dengan kemasan dus botol plastik ukuran @60 ml, yang diproduksi oleh Universal Pharmaceutical Industries.
  4. Unibebi Demam Sirup (obat demam) dengan kemasan dus dan botol plastik ukuran @60 ml, produksi Universal Pharmaceutical Industries
  5. Unibebi Demam Drops (obat demam) dengan kemasan dus dan botol plastik @15 ml, produksi Universal Pharmaceutical Industries.

Tips jadi konsumen cerdas

Menyikapi hal ini, BPOM RI mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dan cerdas dalam penggunaan obat, dengan memerhatikan poin-poin berikut ini.

  1. Selalu membeli ataupun mendapatkan obat secara resmi, misalnya dari apotek, toko obat, puskesmas ataupun rumah sakit terdekat.
  2. Membeli obat secara online diperbolehkan, tapi hanya dilakukan di apotek yang sudah mempunyai izin Penyelenggaraan Sistem Elektronik Farmasi (PSEF).
  3. BPOM terus melakukan patroli siber di setiap media sosial dan e-commerce untuk menelusuri, serta mencegah peredaran obat ilegal.
  4. Menerapkan Cek KLIK yaitu Cek Kemasan dalam kondisi baik, Cek Label , Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau menggunakan obat.